Saturday, September 14, 2013

왕연진 (Gray Noise) - Ost. A Millionaire's First Love

I close my eyes I close my mind
Look myself Through dirty glass
This life I know is full of sighs
Looking back the signs
I close my eyes I close my mind
Strange ones walk by Walk on the
Gray noise Strange ones fly by
Fly over sadness Hear me
Don’t leave me Just tell me




Credit: http://flowersofsun.blogspot.com/

Poetry // Love, Date & Change

Jika mencintai, kau akan sedikit berubah
Jika dicintai, kau juga akan lebih indah

Hari demi hari
Hal-hal baru akan dijalani

Sebuah ajakan kencan
Menjadi yang paling dinantikan

Tidak seperti biasa
Coba untuk melakukan hal yang berbeda

Pulang ke rumah dan bergegas mandi
Lalu mengeluarkan semua isi lemari

Mencoba berbagai macam busana
Menyemprotkan parfum beraroma bunga

Menyisir rambut hingga rapi
Mengambil bedak yang baru dibeli

Berulang kali memandang diri pada cermin
Berusaha untuk tampil sesempurna mungkin

Ketika orang yang dicintai datang
Menyambut dengan rasa senang

Berjalan bersebelahan di trotoar jalan
Dengan setangkai bunga di salah satu tangan

Menikmati waktu berdua
Diiringi obrolan dan tawa

Orang yang kau cinta kemudian menggenggammu erat
Sesuatu terasa menggelitik di perut

Kedua pipi merona merah
Terukir sebuah senyum kecil di wajah

Berhenti di sebuah bangku taman
Melihat pemandangan yang ada di hadapan

Air sungai yang bening
Mengalir dengan begitu tenang

Kembali masuk ke dalam sebuah obrolan
Tentang kesukaan dan keseharian

Terhenti saat tak sengaja bertatapan lalu menjadi canggung
Gugup, serempak menoleh ke samping

Tersenyum diam-diam
Dengan tangan masih tergenggam

Tanpa terasa, hari sudah petang
Harus segera pulang

Sampai di depan pintu rumah
Terdiam sesaat lalu sama-sama terkekeh

Kembali bungkam saat kening dikecup lama
Hingga memejamkan kedua mata

Orang yang kau cinta lalu tersenyum
Melihat wajah yang tampak memerah

Sebelum pamit, merangkai kalimat cinta yang sederhana
Namun mampu membuat hati berbunga

Masuk ke dalam kamar setelah menutup pintu
Hati bagaikan tergelitik ribuan kupu-kupu

Tersenyum-senyum sendiri
Menepuk-nepuk kedua pipi

Menatap bunga yang hampir layu
Setangkai bunga kecil berwarna biru

Hal manis memenuhi pikiran
Semua terasa menyenangkan

Keceriaan yang hadir
Senyum yang senantiasa terukir

Tanpa sadar, kau akan sedikit berubah
Kau akan menjadi lebih indah



END

Kim Jiyeon (T-ARA) - 점점 (Little by Little) - Ost. Jungle Fish 2

Hangeul


시간이 점점 지날수록 점점 커져만 가는 내 맘을 너는 아는지
마음이 점점 커질수록 점점 늘어만 가는 눈물을 너는 알고 있는지

비 가 그치고 나면 괜찮아 질까 내 맘을 알까 아주 조금이라도

보고 싶다 보고 싶다 들리지 않는 목소리 입가에 맴돌다 그저 맴돌다 사라져가고
사랑한다 사랑한다 말할 수 없는 아픔에 하루 지나고 지나갈수록 점점 작아져 가죠

눈 물이 점점 흐를수록 점점 상처만 받는 내 가슴 너는 아는지
가슴이 점점 아려오고 점점 바보가 되는 내 모습 너는 알고 있는지

바 람이 불어오면 사랑이 올까 내게로 올까 마치 거짓말처럼 니가

보고 싶다 보고 싶다 들리지 않는 목소리 입가에 맴돌다 그저 맴돌다 사라져가고
사랑한다 사랑한다 말할 수 없는 아픔에 하루 지나고 지나갈수록 점점 작아져 가죠

알 아 어쩌면 더 아파질 거란 걸 하지만 어쩔 수 없는 이런 내 맘

괜찮아요 난 괜찮아 내 맘 좀 다쳐도 좋아 곁에만 있다면 너만 있다면 난 견딜 수 있어
사랑한다 사랑한다 가슴이 외치는 그 말 니가 아니면 안 되는 내 맘 점점 커져만 가죠

내겐 그대뿐이죠


Romanization



Shigani jeomjeom jinalsurok
Jeomjeom keojyeoman ganeun nae mameul
Neoneun aneunji

Maeumi jeomjeom keojilsurok
Jeomjeom neuleoman ganeun nunmulreul
Neoneun algo issneunji

Biga geuchigo namyeon gwaenchanjilgga
Nae mameul algga aju jogeumirado

Bogoshipda bogoshipda
Deulriji anheun moksori ibgae maemdolda
Geojeo maemdolda sarajyeo gago

Saranghanda saranghanda
Marhal su eobsneun apeume haru jinago
Jinagalsurok jeomjeom jakahjyeo gajyo

Nunmulri jeomjeom heulreulsurok
Jeomjeom sangcheoman badneun nae gaseum
Neoneun aneunji

Gaseumi jeomjeom aryeoogo
Jeomjeom baboga dwineun nae moseub
Neoneun algo issneunji

Barami buleoomyeon sarangi olgga
Naegero olgga machi geojitmalcheoreom nega

Bogoshipda bogoshipda
Deulriji anheun moksori ibgae maemdolda
Geojeo maemdolda sarajyeo gago

Saranghanda saranghanda
Marhal su eobsneun apeume haru jinago
Jinagalsurok jeomjeom jakahjyeo gajyo

Ara ajjeomyeon deo apajil georan geol
Hajiman eojjeol su eobsneun ireon nae maeum

Gwaenchanhayo nan gwaenchanha
Nae mam jom dachimyeon eoddae gyeoteman issdamyeon
Neoman issdamyeon nan gyeondil su isseo

Saranghanda saranghanda
Gaseumi wichineun geu mal nega animyeon
Andwineun nae mam jeomjeom keohyeoman gajyo

Naegen geudaebbunijyo


English Translation


The more that time passes
You know that my heart is growing more and more
As my heart becomes bigger
You know my tears are increasing more and more
Should the rain stop, would it become okay?
Should you know my heart even though it's small

I miss you, I miss you
The unheard voice circling the mouth
Just circling and disappearing

I love you, I love you
Spending days in pain in which I can't say anything
As time goes on, it becomes smaller

Tears flow more and more
You know my heart that's only receiving more and more scars
My heart is stinging more and more
You know my appearance that is becoming more and more like that of an idiot

If the rain blows in, will love come?
Will you come to me just like a lie?

I miss you, I miss you
The unheard voice circling the mouth
Just circling and disappearing

I love you, I love you
Spending days in pain in which I can't say anything
As time goes on, it becomes smaller

If you know, it's likely that you'll be hurting more
However, there's nothing I can do with my heart like this

I'm okay, I'm okay
If my heart were to get somewhat painful, how would it be to only be by my side?
If only you were to be by my side, I can endure it

I love you, I love you
My heart the screams out those words, if it's not you
My forbidden heart becomes larger and larger
For me, there's only you

Sunday, September 1, 2013

Ficlet // GS // Wedding Kiss // HaeHyuk // T

"Lee Donghae, bersediakah anda menjadi pendamping hidup Lee Eunhyuk dalam keadaan senang maupun duka?"

"Ya, saya bersedia."

"Lee Eunhyuk, bersediakah anda menjadi pendamping hidup Lee Donghae dalam keadaan senang maupun duka?"

"Ya, saya bersedia."

"Dengan ini, kalian diresmikan menjadi sepasang suami-istri."

Tak ada adegan berciuman, Eunhyuk sebelumnya telah membujuk Donghae agar tak ada adegan berciuman dengan alasan malu jika dilihat banyak orang.

#####

Resepsi pernikahan telah selesai sejam yang lalu. Pasangan HaeHyuk pun sudah berada di rumah baru mereka. Eunhyuk mengayunkan langkahnya keluar dari kamar mandi sembari mengeringkan rambut pirangnya yang basah lalu mendudukkan diri di tepi ranjang.

"Hae?" Tidak ada yang menjawab, ia sendirian.

Tanpa sengaja, mata Eunhyuk menangkap secarik kertas yang tergeletak di atas nakas.

'Temui aku di balkon, yeobo~'

---

"Hae?" panggil Eunhyuk ketika ia melihat Donghae tengah bersandar di pagar pembatas balkon sambil memejamkan kedua mata, menikmati sapuan angin malam.

Seketika, Donghae membuka kelopak mata lalu tersenyum hangat pada Eunhyuk yang juga ikut tersenyum. Donghae merentangkan kedua tangannya kemudian -Grepp- merangkul pinggang Eunhyuk yang datang menghampiri.

"Aku ingin menagih ciuman pernikahan kita, yeobo," ucap Donghae sembari menatap intens tepat ke dalam manik mata Eunhyuk.

"Huh?" Semburat merah muda tampak merambat di kedua pipi tirus Eunhyuk, membuat Eunhyuk terlihat semakin cantik di mata Donghae.

Donghae tersenyum kecil, menipiskan jarak di antara mereka. Bibir Donghae mendarat lembut di atas permukaan bibir kissable Eunhyuk. Donghae memiringkan kepala, mata Eunhyuk mulai terpejam. Mengecap rasa manis dari bibir Eunhyuk lalu mengulum bibir atas-bawah Eunhyuk secara bergantian.

"Hnn..." Tangan Eunhyuk meremas rambut coklat tua Donghae saat lidah Donghae menyusup masuk ke dalam mulutnya dan bermain di sana.

Perlahan, Donghae melepaskan tautan bibir mereka dan menatap Eunhyuk dengan pandangan sayu.

"Kita lanjutkan di dalam."



END

Ficlet // The Sun The Moon

Setiap malam datang Sang Bulan bertanya, “Di mana Matahari?” Pertanyaan itu terus ia lontarkan pada setiap teman yang ditemuinya. Kepada planet Mars, planet Bumi, bahkan kepada planet-planet lain namun ia selalu mendapatkan jawaban yang serupa. “Asal kau tahu, Matahari selalu berada di dekatmu. Matahari selalu melihatmu, Bulan.” ucap teman-temannya. Sang Bulan merasa bingung. “Jika Matahari bisa melihatku, mengapa aku tidak bisa melihatnya? Bukankah Matahari jauh lebih besar dan bersinar daripada aku?” tanya Sang Bulan pada dirinya sendiri.

Sang Bulan selalu berotasi pada planet bumi sebab ia tahu kalau planet Bumi berputar mengelilingi Matahari. Tapi sayangnya, berapa kali pun Sang Bulan mengikuti rotasi planet Bumi, Sang Bulan tetap tidak bisa menemukan keberadaan Matahari. Entah mengapa, hal ini membuat Sang Bulan sedih. Ia tidak mengerti mengapa ia selalu ingin melihat dan bertemu dengan Matahari. Ia merasa dekat dengan Matahari padahal ia belum pernah bertemu dengannya. Akan tetapi, percaya kalau Matahari adalah sosok yang hangat karena hatinya selalu menghangat setiap kali ia memikirkan Matahari. Oleh karena itu, Sang Bulan tidak pernah lelah berharap kalau suatu saat nanti ia dapat bertemu dengan Matahari.

Dari kejauhan, Sang Matahari tersenyum pahit sambil menatap Sang Bulan. Ia menyadari bahwa selama apapun, Matahari dan Bulan tidak ditakdirkan untuk bertemu. Namun, Sang Matahari tidak hilang akal. Ia selalu membungkus Sang Bulan dengan sinar yang ia miliki sehingga Sang Bulan selalu tampak indah dengan cahayanya. Hanya dengan hal itu, Sang Matahari sudah merasa dekat dengan Sang Bulan meskipun ia yakin kalau Sang Bulan tidak menyadarinya. Dari planet Merkurius (planet yang terletak tidak jauh darinya), ia sering mendengar kalau Sang Bulan selalu menanyakan keberadaannya pada planet-planet lain. Matahari merasa tersentuh dan semakin menyayangi Sang Bulan.

Meski Matahari dan Bulan terpisah jarak yang jauh, hati mereka menyatu. Perasaan sayang bukanlah sekedar bertemu setiap hari dengan orang yang kau sayangi, tetapi saat dimana kau selalu berusaha untuk dekat dan bertemu dengan orang itu. Sang Bulan, yang tidak lelah mengitari bumi demi menemukan keberadaan Matahari. Sang Matahari, yang selalu menyinari Sang Bulan dengan harapan dapat bertemu. Bukankah, perasaan sayang mereka begitu tulus?



END

Kim Jaejoong (JYJ/DBSK) - 인사 (Insa) - Ost. A Millionaire's First Love

Hangeul


바람이 머문 그시간 조차
나에겐 너무 모자란걸
한번의 미소 마지막 인사
사랑합니다 그댈

시간에 지쳐도 사랑에 아파도
그시간 조차 추억이고
마지막 인사를 하네요
사랑합니다 사랑합니다

Fly away Fly away Love
Fly away Fly away Love
Fly away Fly away Love

내생에 한번의 사랑아 안녕~


Romanization


Barami momun gu shigan jocha
Naegen nomu mojarangol
Hanbone miso majimak insa
Saranghamnida gudael

Shigane jichodo sarange apado
Gu shigan jocha chuogigo
Majimak insal haneyo
Saranghamnida saranghamnida

Fly away Fly away Love
Fly away Fly away Love
Fly away Fly away Love

Nesenge dan hanbone saranga Annyeong~


Translation


Even the time when the wind stopped
Was truly not enough for me
One smile, a final greeting
I’m in love, with you

Even if time tires us, even if love hurts us
Those times will become memories as well
We’re greeting one another for the final time
I love you, I love you

Fly away Fly away Love
Fly away Fly away Love
Fly away Fly away Love

To the one and only love of my life Goodbye~



Annie - Tomorrow Lyric (Annie The Musical)

The sun'll come out tomorrow
Bet your bottom dollar that tomorrow
There'll be sun

Just thinkin' about tomorrow
Clears away the cobwebs and the sorrow
'Til there's none

When I'm stuck with a day
That's gray and lonely
I just stick out my chin
And grin and say, oh

The sun'll come out, tomorrow
So you gotta hang on 'til tomorrow
Come what may

Tomorrow, tomorrow
I love ya tomorrow
You're always a day away

When I'm stuck with a day
That's gray and lonely
I just stick out my chin
And grin and say, oh

The sun'll come out tomorrow
So you gotta hang on 'til tomorrow
Come what may

Tomorrow, tomorrow
I love ya tomorrow
You're always a day away

Tomorrow, tomorrow
I love ya tomorrow
You're always a day away

Ficlet // White Dove

Ketika sang Waktu telah tiba, perjalanan panjang sang Merpati Putih akan segera berakhir. Ia masih tetap mengepakkan sayap rapuhnya membelah angkasa. Melawan kuatnya arus angin, rela bertahan demi menemui sang Kekasih. Tak peduli, dengan rasa sakit yang mendera. Hanya sesak dengan rasa rindu yang menjalar semakin luas. Ia akhirnya sampai di tempat yang seharusnya. Tempat dimana tersimpan banyak kenangan manis yang tak akan terlupakan. Ia terbang menuju ranting pohon tertinggi. Menemui sang Kekasih yang hampir sekarat karena rasa rindu yang kian membelenggu. Setelah sekian lama waktu yang terlewat, sepasang merpati putih itu kembali bertemu. Tanpa air mata bahagia, mereka saling melepas rindu. Tanpa kata-kata manis yang terucap, mereka mengerti dengan jelas perasaan satu sama lain. Tidak ada hal yang perlu diutarakan. Hanya dengan sentuhan hangat, rasa rindu yang semula menyesakkan kini tergantikan oleh cinta kasih yang menyeruak dari dalam hati. Sang Merpati Putih telah datang kembali kepada sang Kekasih. Bukankah ini akhir yang membahagiakan?



END

Fiction? - Minho (SHINee)

I got a dream last night. I was in front of the unfamiliar church. I'd never been here before. I decided to go into the church because it just looked thick fog around me. All people in there looked at me. Including bride and groom were standing in front of the church. I couldn't believe when I saw the groom was Minho Choi, one of my idol. Meanwhile, I didn't know the bride but she was a beautiful woman. I smiled awkwardly. Then, I sat at empty space. The atmosphere didn't seem fair. Everyone in the church put sad facial expression. The priest began to speak, but I couldn't hear. Suddenly, the door opened abruptly. -DOR- Someone outside of the church shot Elias Choi. Everyone was suprised. Elias Choi fell, but only I noticed him. I didn't know what happened next because I woke up immediately. I thought it was very strange although it was just a dream. Well, apparently I'd read fanfiction too often so I could have a strange dream like this. It was like a fiction, right?  



END

Oneshoot // Am I Have A Family? // Ryeowook // G

Title : Am I Have A Family?

Author : StarHyo (Byeol)

Rating : G

Length : Series

Genre : Slice of Life, Angst, Family, Etc

Cast : Kim Ryeowook, Etc



Hana
Dul
Set
Here we go~



Author -PoV-

Ryeowook baru saja keluar dari kamar tidurnya. Suasana hening dapat dirasakan oleh Ryeowook sembari ia melangkah menuju ruang makan. Ia menarik mundur salah satu kursi dari meja makan, lalu duduk sendirian di sana. Menghabiskan sarapan dalam diam, sarapan yang mungkin telah mendingin sebelum ia terbangun.

Keheningan ini sudah ia peroleh selama lebih dari setahun. Bukan karena ia tinggal sendirian, melainkan karena semua anggota keluarganya telah pergi saat ia masih terlelap untuk melakukan aktivitas mereka masing-masing. Entah apa yang mereka semua lakukan di luar, Ryeowook tidak pernah tahu.
Awalnya, suasana rumah keluarga Kim tidak seperti ini. Dulu suasana rumah terasa hangat dan ceria dengan anggota keluarga Kim yang sering berkumpul bersama di ruang keluarga. Semua terasa menyenangkan dan bahagia. Sampai pada akhirnya, Nyonya Kim meninggal.

#####

Saat itu, Nyonya Kim mengendarai mobil untuk mengantar anak-anaknya (Kim Ryeowook dan Kim Young Woon) sekolah seperti biasa. Setelah Nyonya Kim selesai mengantar kedua anaknya, ia hendak pergi ke supermarket untuk membeli beberapa bahan makanan. Akan tetapi, sesuatu yang tak terduga terjadi.Di tengah jalan sepi, terlihat seorang pemuda tergeletak tak sadarkan diri. Refleks, Nyonya Kim menepikan mobilnya ke sisi jalan. Ia keluar dari mobil lalu bergegas menghampiri pemuda itu, berniat menolongnya. Namun, ia seketika terkejut saat mendengar suara mobilnya menyala.

Ia menoleh cepat, mendapati beberapa orang dengan masker hitam telah berada di dalam mobil miliknya. Dengan cepat, Nyonya Kim segera berlari menuju mobil. Tapi sayangnya, seseorang dari arah belakang sudah terlebih dahulu menariknya keras hingga ia terhempas ke belakang. Betapa terkejutnya Nyonya Kim, saat ia melihat orang yang menghempasnya adalah pemuda yang tadi ingin ia tolong.
Saat pemuda itu hendak pergi, Nyonya Kim meraih salah satu tangannya dan menahan pemuda itu. Namun sayang, kekuatan Nyonya Kim tidak cukup kuat hingga pemuda itu dengan mudah dapat melepaskannya dalam sekali hentakan. Setelah itu, pemuda itu pun segera berlari masuk ke dalam mobil milik Nyonya Kim bergabung bersama rekan-rekannya. Salah satu dari rekannya langsung menancapkan gas mobil, pergi meninggalkan Nyonya Kim yang tergeletak tak berdaya di tengah jalan.

Nafas Nyonya Kim mulai tersengal-sengal. Penyakit asma yang ia derita sejak kecil kambuh karena ia terlalu shock dengan peristiwa tadi. Ia berteriak lirih, berusaha meminta pertolongan. Nihil, tidak ada seorang pun yang dapat mendengar. Jalanan ini benar-benar sepi. Ia hanya bisa memegang dadanya yang semakin sesak, sebelum akhirnya ia menutup mata untuk selamanya.

#####

Kejadian itu terjadi sekitar 1 tahun yang lalu. Semenjak Nyonya Kim meninggal, kehidupan keluarga Kim menjadi sangat berbeda. Tidak ada kehangatan, tidak ada keceriaan. Anggota keluarga Kim tidak pernah kembali berkumpul bersama. Bahkan untuk bertemu satu sama lain di dalam rumah pun mulai jarang terjadi. Suasana rumah berubah menjadi dingin, hampa, dan sepi.

Tuan Kim yang biasanya selalu meluangkan waktu untuk keluarga berubah menjadi seorang workholic untuk bisa melupakan kesedihan atas kematian istrinya. Kim Young Woon (anak pertamanya) pun mulai berubah. Tanpa ayahnya ketahui, ia selalu menghabiskan waktunya seharian di luar rumah setelah ia pulang sekolah. Entah apa yang ia lakukan di luar sana. Dan Kim Ryeowook (anak keduanya), perlukah dijelaskan?

#####

Sebenarnya, tidak ada yang benar-benar berubah dari seorang Kim Ryeowook. Ia tetap menjalani aktivitasnya seperti biasa yaitu pergi ke sekolah, mengikuti les piano, lalu pulang kembali ke rumah. Tidak ada aktivitas yang berubah, hanya senyuman hangat ciri khas Ryeowook yang mulai menghilang. Keceriaan dalam diri Ryeowook pun mulai memudar dari waktu ke waktu.

Ryeowook yang semula dikenal sebagai anak yang ceria dan mudah bergaul kini menjadi anak yang tertutup. Ia mulai jarang bersosialisasi dengan teman-teman sekelas, hanya ada beberapa sahabat yang masih menemaninya di sekolah. Sahabat-sahabatnya selalu berusaha membuat Ryeowook tersenyum atau bahkan tertawa hanya untuk mengembalikan Ryeowook yang dulu. Mereka selalu berhasil, namun hanya senyum dan tawa hampa yang mereka dapatkan.

#####

Sarapan Ryeowook telah habis, ia berdiri dan menghampiri wastafel dapur untuk mencuci peralatan makan yang ia pakai sambil bersenandung lirih sekedar memecah keheningan. Setelah itu, ia melangkah masuk ke ruang tamu. Ia memandang sekilas foto-foto keluarga yang terpajang di dinding, kemudian tersenyum tipis. Ia pun mengambil ransel sekolah ungu miliknya dan mulai berjalan menuju pintu depan.

Tangan Ryeowook terulur hendak membuka pintu rumah. Akan tetapi, sesuatu mengganjal pikirannya yang membuat ia tetap berdiri kaku dengan salah satu tangan yang telah memegang kenop pintu. Ia baru sadar, hari ini adalah hari ulang tahunnya. Seketika, senyum lirih terukir di bibir Ryeowook. Kakak bahkan ayahnya sendiri tidak membangunkannya untuk memberi ucapan selamat ataupun kado. Apa mungkin mereka lupa kalau hari ini adalah hari ulang tahun Ryeowook?

#####

"Hei!" Seseorang menepuk bahu Ryeowook yang baru melewati gerbang sekolah. Sontak, Ryeowook menoleh ke belakang.

"Saengil chukhahamnida, bung!" seru Kibum riang, menampakkan killer smile yang ia miliki. Wookie pun tersenyum dan berkata, "Terima kasih, bung!"

"Wookie-ah, saengil chukhahamnida!" Dari dalam sekolah, Eunhyuk dan Donghae berteriak keras. Mereka langsung berlari menghampiri Ryeowook, lalu memeluknya erat.

Tanpa mereka berempat sadari, beberapa pasang mata menatap ke arah mereka. Ada yang tersenyum, ada yang terkekeh geli. Eunhyuk dan Donghae pun melepas pelukan mereka dan tersenyum sumringah.

"Terima kasih, Donghae-ah, Hyukkie-ah. Terima kasih, semuanya!" Setetes air mata mengalir begitu saja melewati pipi Ryeowook. Ryeowook segera menghapusnya dan tertawa riang.

Donghae, Eunhyuk, dan Kibum tersenyum senang. Tawa ceria khas Ryeowook kembali. Sementara itu, hati Ryeowook bergejolak antara bahagia dan tidak percaya. Ternyata, masih ada yang mengingatnya. Sahabatnya, mereka ingat hari ulang tahunnya.

#####

Ryeowook membuka pintu rumah yang terkunci. Ia masuk ke dalam rumah dengan menenteng kantung plastik merah yang berisi kado dari Eunhyuk, Donghae, dan Kibum. Hatinya yang semula diselimuti rasa bahagia kembali hampa ketika merasakan kekosongan di dalam rumah. Ia menghela nafas, lalu berjalan ke ruang keluarga dan menjatuhkan dirinya di atas sofa yang ada di sana.

Ia benar-benar menyesal dan merasa bodoh. Ia sudah sengaja pulang cepat dari sekolah dan menolak ajakan sahabat-sahabatnya untuk merayakan hari ulang tahunnya bersama mereka. Ia pun sudah meminta izin tidak mengikuti les piano. Tadinya, ia berharap kalau ayah ataupun kakaknya akan memberikan kejutan di rumah. Akan tetapi, apa yang ia harapkan tidak menjadi kenyataan. Jangankan memberi kejutan, mereka berdua saja tidak ada di rumah. Mungkin, mereka lupa. Entahlah.

#####

Satu jam berlalu namun Ryeowook masih belum beranjak berdiri dari sofa. Berkali-kali helaan nafas kecewa dan sedih terdengar keluar dari mulutnya. Ia benar-benar tidak ingin melakukan apapun sekarang. Bahkan, ia enggan mengganti seragam sekolah yang masih ia kenakan. Ia, ia tengah mengharapkan sesuatu yang entah dapat benar terjadi atau hanya akan menjadi harapan belaka.

Sejujurnya, ia masih menunggu salah satu anggota keluarganya pulang ke rumah untuk memberi ucapan selamat ulang tahun. Hanya salah satu saja. Entah itu ayah atau kakaknya, ia berharap salah satu di antara mereka ada yang datang. Harapan yang ia miliki tidak terlalu muluk, bukan? Ia hanya ingin salah satu dari mereka. Ia juga hanya meminta ucapan selamat, bukan kado mahal yang mengeluarkan banyak biaya."Wookie-ah, saengil chukhahamnida! Ternyata anak ayah sudah besar, ya? Selamat ulang tahun yang ke-12, sayang!" Suara berat seorang namja paruh baya terdengar lembut dan riang pada saat yang bersamaan, diikuti dengan suara tawa malu-malu dari sang anak yang tengah berulang tahun.

#####

"Sayang, selamat ulang tahun! Sekarang kau sudah besar, jangan suka menangis lagi. Oke?" Anak itu tersenyum manis dan mengangguk kecil saat ia mendengar ucapan sang ibu.

"Dan jangan suka mengganggu kakakmu yang tampan ini, Wookie-ah. Saengil chukhahamnida!" timpal sang kakak laki-laki yang berhasil membuat adiknya yang sedang berulang tahun mengerucutkan bibir sebal.

"Kakak!" seru adiknya kesal.

Air mata Ryeowook tidak berhenti mengalir, membasahi pipi tirusnya. Sekarang, ia tengah menonton video ulang tahun dirinya dimana semua anggota keluarga berkumpul bersama-sama di ruang keluarga. Ia benar-benar merindukan saat itu. Ia merindukan ibu, ayah dan kakak.

Ryeowook -PoV-

Ibu, apa kau bisa mendengar suaraku? Aku, aku sangat merindukanmu. Aku juga merindukan ayah dan kakak. Sejak ibu tidak ada, suasana rumah menjadi sepi dan dingin. Tidak ada seorang pun kecuali aku yang tinggal lama di rumah. Aku benci keadaan seperti ini, Ibu. Aku merasa kesepian. Tidak bisakah ibu kembali bersama aku, ayah, dan kakak?

Ibu, aku ingin menceritakan sesuatu. Aku tahu kau pasti bosan karena aku terus menceritakan hal yang sama setiap hari. Tapi, aku yakin ibu akan tetap mendengarkan aku. Sekarang, ayah selalu pulang malam begitu pun dengan kakak. Aku tidak pernah tahu apa yang mereka lakukan. Aku mau bertanya, tapi aku tidak pernah bertemu dengan mereka. Mereka tampak menghindariku.

Ibu, apa kau ingat? Hari ini adalah hari ulang tahunku. Saat aku datang ke sekolah, semua sahabatku langsung mengucapkan selamat dan memberiku kado. Aku senang. Akan tetapi, ada sesuatu yang kurang. Ayah dan kakak, mereka belum memberiku ucapan selamat. Apa mungkin mereka lupa, Ibu? Ah, andai saja ibu masih ada, mereka tidak akan lupa dan kita pasti akan merayakan hari ulang tahunku bersama-sama.

Apakah aku mempunyai sebuah keluarga? Jika seseorang menanyakan pertanyaan itu saat aku masih kecil, dengan nada riang pasti aku akan menjawab, "Tentu saja! Aku mempunyai ayah yang baik, ibu yang cantik, dan kakak yang tampan!"

Tapi sekarang, mungkin aku hanya akan tersenyum tipis tanpa menjawabnya. Aku memang memiliki sebuah keluarga, namun tidak ada lagi kehangatan yang kurasakan. Mungkin kalau aku ikut dengan ibu, aku akan bahagia. Kalau aku ikut ibu, aku tidak sendirian. Tapi, bagaimana dengan ayah dan kakak? Ah, apa mereka masih mengingatku? Kurasa tidak.

Aku menatap lirih benda yang kini ada di tanganku. Aku sudah memutuskan hal ini. Ibu, tunggu aku. Aku menorehkan segores luka yang cukup dalam pada pergelangan tanganku dengan cutter yang kupegang. Darah pun mengucur dari luka yang kugoreskan. Aku memejamkan mataku erat, menahan sakit yang kurasa. Ibu, aku akan datang.

Author -PoV-

Seorang namja muda melangkah masuk ke dalam rumah keluarga Kim. Sambil bersenandung pelan, ia menyusuri tangga rumahnya hingga tiba di depan kamar adiknya. Sekilas, ia tersenyum tipis melihat hadiah yang ia bawa sebelum akhirnya ia membuka pintu dan masuk ke dalam kamar sang adik untuk memberi kejutan.

Dahinya mengernyit heran. Sang adik tidak ada di sana. Ia pun sudah memeriksa kamar mandi di dalam kamar, namun hasilnya nihil. Bukankah sang adik seharusnya sudah pulang sejak tadi? Padahal ia sengaja pulang cepat setelah sebelumnya ia membeli kado agar bisa mengejutkan sang adik. Dan mungkin, ia akan pulang cepat seterusnya karena ia benar-benar merindukan suasana rumah.

#####

Android hitam telah bergetar lama di atas meja kantor milik presiden direktur perusahaan Kim. Tuan Kim yang baru saja masuk ke dalam kantor setelah menjalani meeting perusahaan, segera mendudukkan diri di atas kursi miliknya. Ia melirik android hitamnya yang terus bergetar lalu memutuskan untuk mengambilnya. Panggilan dari sang anak bungsu.

"..." Ia menerima panggilan anaknya dan mendekatkan androidnya di telinga.

"Wookie?" panggilnya.

"..." Tidak ada jawaban.

"Wookie?" ulang Tuan Kim sekali lagi.

"A-yah..." Suara sang anak yang terdengar lemah membuat Tuan Kim khawatir.

"Kau baik-baik saja, Nak?" tanya Tuan Kim dengan nada khawatir yang terdengar jelas.

"H-hari ini... Wookie... u-lang ta-hun..." Nafas anaknya terdengar tersendat-sendat diikuti ucapannya yang terbata.

"WOOKIE!!"

"WOOKIE!!" Teriakan sang kakak menggema di ruang keluarga ketika matanya menangkap sang adik tergeletak lemah di atas sofa dengan tangan yang berlumuran darah. Hadiah yang ia bawa terjatuh begitu saja. Ia pun segera menghampiri adiknya. Dengan sigap, sang kakak mengangkat tubuh adiknya dan keluar dari rumah.

"K-kakak..., k-kau da... tang?" Suara adiknya terdengar lirih namun sang kakak masih dapat mendengarnya.

"A... ku..." Sebelum sempat sang adik meneruskan ucapannya, sang kakak memotongnya cepat.

"Saengil chukhahamnida, Wookie-ah..." ujar sang kakak parau. Ia memasukkan tubuh adiknya ke jok belakang mobil, lalu ia sendiri duduk di jok pengemudi. Ia menyalakan mesin mobil, segera melajukan mobilnya cepat menuju rumah sakit terdekat.

#####

Sedari tadi, sang kakak (Kim Young Woon) terus memandang cemas adiknya (Kim Ryeowook) yang masih terbaring tidak sadar di atas ranjang pasien. Sungguh, ia benar-benar menyesal karena selama ini ia sudah meninggalkan Ryeowook di rumah hanya untuk mencari kesenangan di luar. Ryeowook bukanlah orang yang suka ditinggal sendirian. Ia pasti merasa kesepian di rumah.

-Ceklek- Pintu terbuka, Young Woon pun menoleh. Tuan Kim masuk dengan wajah khawatir dan berjalan menghampiri kedua anaknya. Ia melihat sekilas ke arah Young Woon yang duduk di kursi di sisi ranjang lalu menatap lekat wajah sang anak bungsu yang terlihat sedikit pucat.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Tuan Kim pada sang kakak.

"Dokter Jung berkata dia baik-baik saja, ayah. Ia hanya masih lemas karena kekurangan darah." jelas sang kakak.

"Bagaimana bisa? Apa yang sebenarnya terjadi?" Tuan Kim menoleh pada sang kakak yang entah sejak kapan sudah berdiri di sisinya.

"Dia mengiris pergelangan tangan kirinya. Untung saja, dokter berkata kalau itu tidak terlalu dalam." Setelahnya, suasana menjadi hening. Baik sang ayah maupun sang kakak, tidak ada yang kembali berbicara. Mereka semua menatap fokus pada salah satu anggota keluarganya yang kini terbaring lemah di ranjang pasien.

"Ayah, aku minta maaf."

#####

"Eungh.." Ryeowook membuka matanya perlahan. Samar-samar, ia dapat mendengar suara derap langkah kaki berjalan mendekat. Detik berikutnya, kedua mata Ryeowook menangkap sang ayah dan sang kakak yang kini tengah memandang lega dan bahagia kepadanya.

"Kau tidak apa-apa, Nak? Apa kau merasa sakit?" tanya sang ayah.

"A-yah? Kakak?" Ryeowook menatap ayah dan kakaknya bergantian. Tidak percaya, itulah yang sekarang dirasakan oleh Kim Ryeowook. Ini bukan sebuah mimpi, kan?

"Wookie, kau baik-baik saja?" Tangan sang kakak terulur untuk memegang telapak tangan adiknya yang tampak melamun.

"A-aku..." Benar, ini nyata. Ayah dan kakak yang tengah berdiri di sisinya bukanlah sebuah mimpi ataupun khayalan karena Ryeowook terlalu merindukan mereka.

"Ayah... Kakak..." Mata Ryeowook berkaca-kaca. Ia benar-benar bahagia hingga ia menangis. Akhirnya, ia bisa bertemu dengan ayah dan kakak.

#####

"Happy birthday, Wookie~ Happy birthday, Wookie~ Happy birthday, Happy birthday~ Happy birthday, Wookie~" Lagu selamat ulang tahun mengiringi suasana bahagia di dalam rumah keluarga Kim. Sehari sebelum Ryeowook diperbolehkan pulang dari rumah sakit, Tuan Kim dan Young Woon sudah terlebih dahulu menyiapkan pesta kejutan. Mereka pun juga mengundang sahabat-sahabat Ryeowook (Eunhyuk, Donghae, dan Kibum) untuk datang ke rumah mereka.

"Ayah, cepat!" Tuan Kim yang baru menyetel timer kamera langsung berlari tergopoh-gopoh ke arah kedua anaknya dan ketiga sahabat anak bungsunya yang sudah berpose keren di depan kamera.

"Huwaaa.." Tuan Kim berteriak kaget dan -Splash- ekspresi lucu dari wajah Tuan Kim yang berlumuran krim kue akibat ulah anak-anaknya tercetak jelas di selembar foto yang baru saja keluar dari dalam kamera.

"Yak! Apa yang kalian lakukan? Dasar anak-anak nakal!" Tuan Kim mengejar anak-anaknya yang kini tengah tertawa puas sambil berlarian menghindari kejaran Tuan Kim yang berusaha mengambil foto memalukan wajahnya.

"Ayah, kau tampan sekali di foto ini! Hahaha..." Suara tawa penuh keceriaan kembali hadir di rumah keluarga Kim. Untuk sekarang dan seterusnya, apapun yang akan terjadi, semua anggota keluarga Kim berjanji akan selalu menjaga kehangatan keluarga mereka seperti ini.



END